Translate

Kamis, 29 November 2018

3.4 Aplikasi dan software apa yang anda ketahui untuk memproduksi musik digital?


  • Adobe Audition
Image result for adobe audition logo

  • Ableton LiveImage result for ableton live logo
  • Steinberg Cubase
Image result for steinberg cubase logo

3.3 Sebutkan dan jelaskan bagaimana langkah-langkah produksi musik digital dan distribusi produk digital ?

alam membuat suatu musik digital, langkah-langkah atau proses produksi yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut:
  1. Membentuk Konsep
Merupakan tahap awal untuk menentukan tujuan (visi dan misi) dan memastikan tujuan tercapai hingga proses terakhir.
  1. Mempersiapkan Materi
Materi disini mancakup komposisi dan lirik. Materi akan diarahkan agar tetap berada di jalur yang sudah ditetapkan. Materi lagu yang bagus (secara komposisi maupun lirik) akan mempermudah aransemen.
  1. Aransemen
Merupakan proses penyusunan materi agar lagu terdengar apik secara keseluruhan. Termasuk pemilihan genre.
  1. Tracking/Recording
Merupakan proses rekaman. Proses ini yang paling banyak memakan waktu dalam produksi musik digital. Proses rekaman dilakukan dengan mengandalkan rekaman digital, menggunakan alat musik asli secara terpisah seperti gitar akustik, drum dan lain-lain. Hasil recording yang baik akan mempermudah proses editing dan mixing.
  1. Editing
Proses editing merupakan proses yang juga memakan banyak waktu setelah recording.
Proses editing anatara lain:
-Tuning suara vocal, bass, atau instrumen melodis lain yang fals.
– Memperbaiki beat drum yang tidak tepat, atau instrumen lain yang meleset dari tempo
– Membuang bagian-bagian track yang kosong
– Dan perbaikan-perbaikan lainnya.
  1. Mixing
Proses yang terakhir yaitu mixing, yang merupakan proses penggabungan harmonisasi musik digital agar didapatkan hasil yang maksimal.

3.2 Sebutkan dan jelaskan platform aplikasi untuk mengembangkan dan membuat video games , serta bahasa pemrograman apa yang digunakan?

Aplikasi untuk membuat video games adalah :


  • Construct 2Image result for construct 2 logo
  • GG Maker
Image result for GG maker logo

  • Game Salad
Image result for game salad logo

Bahasa Pemrograman untuk membuat game antara lain adalah :

  • JavaImage result for java logo
  • C++
Image result for c++ logo

  • HTML
Image result for HTML logo

3.1 Jelaskan apa yang anda ketahui tentang video games dan berikan contoh game yang anda sukai



Image result for steam logo





Video game adalah permainan  yang menggunakan interaksi dengan antarmuka pengguna dengan gambar yang dihasilkan oleh piranti video.

Game yang saya sukai adalah :

Image result for rainbow six siege logo

Tom Clancy Rainbow Six Siege powered by Steam.

Jumat, 16 November 2018

2.7 Jelaskan tentang teknik pembuatan naskah film digital

Pernah terpikir bagaimana cara membuat naskah film sebelumnya? JIka tidak, kali ini kami akan memberikan gambaran secara umum mengenai cara membuat sebuah naskah film. Dalam bahas perfilman, naskah biasa disebut sebagai Script atau Screenplay. Naskah itu sendiri bisa diangkat dari kisah nyata (berupa sejarah, kehidupan sosial ataupun semacamnya), ada yang diangkat dari komik, novel, game, dan sebagainya.

Lalu, bagaimana caranya menjaga fokus cerita dari ide awal hingga akhirnya menjadi naskah? Caranya memang susah-susah gampang, tetapi kami selalu menyarankan untuk mengikuti langkah-langkah menulis naskah film pendek sesuai urutan. Selalu mulailah dengan premis, kemudian menjabarkannya menjadi sinopsis, lalu menjadi treatment, sebelum memberikan dialog-dialog menjadi naskah yang utuh.

1. Mulailah dengan Premis

               Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kamu tak bisa menjelaskan sesuatu dengan sederhana, maka kamu tak cukup mengerti. Pepatah ini berlaku dalam penulisan skenario. Jadi, silahkan camkan baik-baik pepatah tersebut sebelum kamu memulai proses kreatifmu.
Kamu harus bisa menjelaskan ceritamu dalam satu kalimat. Pernahkah kamu mendengar istilah elevator pitch? Ini adalah istilah yang menjelaskan sebuah perandaian dimana kamu bertemu seorang produser ternama di sebuah lift dan tiba-tiba ia menanyakan apa yang sedang kamu kerjakan. Penjelasan panjang dan bertele-tele tidak akan membuatnya tertarik, sementara beberapa detik kemudian, ia sudah tiba di kantornya, meninggalkan kamu yang masih belepotan menjelaskan. Jelaskan dengan singkat, lugas, dan tepat.

2. Jabarkan Premis Menjadi Sinopsis Pendek

               Kamu sudah punya satu kalimat yang menjelaskan film pendekmu secara keseluruhan. Sekarang, coba jabarkan satu kalimat ceritamu menjadi tiga kalimat. Tiga kalimat ini disebut sinopsis. Sekali lagi, jangan terpaku pada detail-detail yang tidak perlu karena kita belum sampai ke sana. Pilihlah kalimat dengan bijak, karena ini akan menentukan proses penulisanmu berikutnya. Jika kamu mulai keluar dari fokus, ingatlah kembali satu kalimat premismu, agar cerita tidak kehilangan fokus.

Perhatikan pula hubungan sebab-akibat dalam menulis kalimat sinopsis. Hubungan sebab-akibat yang baik akan memudahkanmu dalam menulis babak pertama, kedua, dan ketiga. Ketiga kalimat tersebut haruslah mewakili ketiga babak tersebut. Babak pertama mewakili situasi awal, babak kedua menceritakan pokok persoalan, dan babak ketiga menceritakan penyelesaian.

3. Jabarkan Menjadi Sinopsis Panjang

               Kini kamu sudah memiliki sinopsis pendek yang solid. Sekarang tugasmu adalah memasukan detail-detail dari ketiga kalimat sinopsis pendekmu. Cara paling mudah adalah menjabarkan ketiga kalimat sinopsis menjadi tiga paragraf. Masing-masing kalimat di langkah sebelumnya bisa kamu jadikan topic sentence.

Apa itu topic sentence? Topic sentence adalah kalimat utama dan pertama yang mengidentifikasikan isi paragraf. Topic sentence selalu ditulis di awal sebuah paragraf.  Ia harus bisa menjelaskan topik keseluruhan dalam satu paragraf. Topic sentence selalu didukung oleh kalimat-kalimat pendukung. KalimatLanjutkan Menjadi Sebuah Cerpen (Treatment)
Oke, sekarang ceritamu sudah semakin detail, bukan? Jangan puas dulu, karena perjalananmu masih panjang sampai naskahmu siap untuk dieksekusi. Sekarang kamu punya tiga paragraf yang berisi karakter, masalah, dan tindakan yang diambil oleh sang karakter. Tugasmu adalah menjabarkan lagi tiga paragraf tersebut menjadi cerpen (cerita pendek) yang terdiri dari beberapa paragraf.

Kamu bisa cari berbagai referensi cerpen baik di Google, perpustakaan, maupun toko buku. Jangan khawatir dulu soal dialog yang diucapkan oleh karakter, jangan khawatir pula soal pembagian adegan maupun urutan shot. Itu urusan nanti. Sekaramng fokus dulu pada penjabaran tiga paragraf sinopsis panjang. Berpeganglah pada struktur yang sudah kau tulis di sinopsis panjang. Ketika kamu mulai hilang fokus dan merasa cerita mulai bertele-tele, buka kembali premis utamamu dan ingat kembali apa yang menjadi fokus utamamu.

Cara paling mudah untuk melakukannya adalah menjabarkan lagi masing-masing paragraf menjadi tiga paragraf. Misalnya dalam kasus Finding Nemo, kamu bisa jabarkan lagi paragraf pertama yang berisi situasi awal hubungan Marlin dan Nemo ke dalam tiga paragraf. Perkaya tulisanmu dengan penggambaran latar tempat dan waktu yang lebih detail. Bangun nuansa menggunakan kata-kata sifat untuk membantu pembaca memahami dunia yang sedang kamu bangun. Lengkapi pula dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh karakternya. pendukung harus tetap bersinggungan dan memperkuat topik utama.

4. Tulis Ulang Cerpenmu dalam Format Naskah & Tambahkan Dialog

               Jika kamu mengikuti petunjuk kami diatas, maka sekarang kamu sudah memiliki minimal 9 paragraf cerita pendek. Sekarang saatnya kamu menuangkannya ke dalam format naskah.

Sebelum ke sana, cara paling mudah untuk mempersiapkanmu menulis naskah adalah menjabarkan 9 paragraf tersebut ke dalam urutan adegan (scene). Adegan (scene) dibagi sesuai dengan latar tempat dan waktu. Apabila suatu situasi terjadi dalam satu tempat dan waktu, maka ia dihitung sebagai satu adegan. Jabarkan ceritamu ke dalam urutan latar waktu dan tempat. Lalu tulis kejadiannya dengan semakin detail.


Setelah melalui tahapan diatas, kamu juga harus memperhatikan bagian-bagian yang ada dalam naskah film. Suatu naskah film terdiri dari enam bagian, yaitu:

Title Page
adalah judul yang akan dijadikan pedoman pertama bagi seorang produser untuk menilai apakah pembuat naskah itu seorang profesional atau hanya amatiran.

Scene Heading
merupakan sebuah petunjuk dimulainya suatu naskah. Kata yang digunakan yaitu “EXT. — ” (cerita berlangsung di luar ruangan) dan “INT. — (cerita berlangsung di dalam ruangan). Kemudian diikuti nama sebuah tempat yang harus ditulis dengan huruf kapital.

Action
biasanya ditulis 2 baris dibawah Scene Heading. Action adalah gambaran yang menceritakan apapun yang akan terlihat dalam adegan film dan selalu pada keadaan sekarang ( Present Time ).

Dialogue
merupakan segala sesuatu yang dibicarakan oleh tokoh atau karakter.

Parenthetical
adalah keterangan yang menjelaskan segala sesuatu yang dilakukan oleh karakter atau tokoh.

Transition
sebuah deskripsi pendek untuk menjelaskan bahwa cerita berpindah dari scene ke scene lain. Diantaranya adalah: CUT TO, DISSOLVE TO, INTERCUT WITH atau INTERCUT BETWEEN. Sedangkan pada akhir cerita biasanya FADE OUT, IRIS OUT, dll.

2.6 Jelaskan tentang keunggulan film digital

 Sinema digital merujuk pada penggunaan teknologi digital untuk mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak. Sebuah film dapat didistribusikan lewat perangkat keras, piringan optik atau satelit serta ditayangkan menggunakan proyektor digital alih-alih proyektor film konvensional. Sinema digital berbeda dari HDTV atau televisi high definition. Sinema digital tidak bergantung pada penggunaan televisi atau standar HDTV, aspek rasio atau peringkat bingkai. Proyektor digital yang memiliki resolusi 2K mulai disebarkan pada tahun 2005, dan sejak tahun 2006 jangkauannya telah diakselerasi.

               sinema digital dapat dibuat dengan media video yang untuk penayangannya dilakukan transfer dari format 35 milimeter (mm) ke format high definition (HD). Proses transfer ke format HD melalui proses cetak yang disebut dengan proses blow up. Setelah menjadi format HD, penayangan film dilakukan dari satu tempat saja, dan dioperasikan ke bioskop lain dengan menggunakan satelit, sehingga tidak perlu dilakukan salinan film. Contohnya, dari satu bioskop di Jakarta, film dapat dioperasikan atau diputar ke bioskop-bioskop di daerah melalui satelit.

               Sebelum teknologi digital muncul dalam pembuatan sinema, sinema harus dibuat dengan pita seluloid yang harganya amat mahal. Pita seluloid 35 mm satu rollnya berharga empat juta dan hanya mampu merekam sepanjang empat menit. Berarti untuk membuat sinema berdurasi 100 menit dibutuhkan dana sekitar 25 juta rupiah. Itu hanya untuk merekam gambar dan belum untuk mengedit dan memperbanyak gambar. Pada sinema seluloid, sinema harus melalui proses printing dan blow up yang bisa menghabiskan dana minimal 233 juta rupiah. Sedangkan biaya untuk membuat kopi sinema adalah 10 juta rupiah. Padahal untuk diputar di bioskop di seluruh Indonesia, sebuah sinema minimal harus memiliki 25 kopi. Artinya produser harus menyediakan dana 250 juta rupiah.

               Dengan menggunakan teknologi digital, biaya pembuatan sinema menjadi amat murah. Sinema digital dapat dibuat dengan menggunakan kamera Betacam SP yang kasetnya berharga 110 ribu rupiah dengan kemampuan merekam hingga 30 menit. Sinema digital juga bisa dibuat dengan Digital Video atau Digital Beta yang lebih murah lagi. Dengan biaya 400 ribu rupiah, Digital video mampu merekam gambar hingga 180 menit. Dibandingkan dengan sinema seluloid, pembuatan sinema dengan teknologi digital bisa menekan biaya hingga 500 juta rupiah. Karena sinema digital tidak perlu melalui proses printing atau blow up. Dengan menggunakan sinema digital, hanya diperlukan biaya untuk proses encoding sebesar 5 juta rupiah. Oleh karena itu, bagi para produser, sinema digital merupakan teknologi yang sangat murah. Teknologi ini dapat dijadikan alternatif untuk para pembuat film yang ingin berkarya dengan biaya seminim mungkin.

2.5. Jelaskan cara memproduksi film digital

 Film yang baik tentunya memiliki cara pembuatan yang baik dan sesuai kaidah. Proses pembuatan film sering disebut sebagai filmmaking. Filmamaking melibatkan bebarapa tahap, antara lain ide, naskah, casting, shooting, editing, dan screening sebelum film dirilis secara besar-besaran.

               Proses filmmaking dilakukan di banyak tempat di seluruh dunia dengan berbagai konteks ekonomi, sosial, politik, serta menggunakan teknologi dan teknik yang sistematik. cara pembuatan film yang satu dengan lain pada dasarnya sama, yang membedakan adalah tantangan untuk mewujudkan step by step pembuatan tersebut.

Nah, kamu pecinta film dan ingin mencoba membuat film sendiri? Yuk, pahami dasar-dasar cara pembuatan film berikut ini!

1. Menentukan Ide Cerita

               Buatlah sebuah ide cerita untuk filmmu. tentukan terlebih dulu genre film yang ingin kamu buat. Drama, horor, action, atau genre lain. Usahakan untuk menciptakan ide cerita yang tidak pasaran. Kalau toh kamu ingin mengangkat cerita yang sudah umum, kemaslah dengan unik. Selain itu, cobalah untuk menentukan tema cerita yang familiar dengan masyarakat karena biasanya masyarakat suka menintin film yang “ini kisah gue banget loh”.

2. Tentukan Sasaran Penonton

               Setelah menentukan ide cerita dan tema. Tentukan pula film ini ingin ditujukan untuk siapa? Apakah anak-anak, remaja, atau dewasa? menentukan segmentasi penonton akan mempermudah kita membuat alur cerita yang menarik.

3. Membuat Sinopsis Film

               Sinopsis adalah komponen yang harus ada dalam sebuah film. Semua film memerlukan sinopsis, tidak terkecuali film dokumenter. Tulislah sinopsis yang ringkas, padat, jelas, tepat sasaran dengan konflik yang jelas, dan ending yang bisa memberi kejutan bagi penonton.

4. Menulis Skenario

               Setelah membuat sinopsis singkat, langkah selanjutnya adalah menulis skenario. Skenario ini bisa kamu tulis sendiri atau meminta orang lain (yang kompeten) untuk menuliskannya. Skenario harus ditulis seecara detail dan rinci. Dimana scene akan diambil (apakah diluar atau di dalam ruangan), bagaimana ekspresi dan gerak-gerik para pemain, serta penjelasan dilokasi mana mereka akan mengambil gambar.

5. Menyiapkan Alat-alat Teknis

               Tentukan story board (alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa kumpulan gambar dalam sketsa sederhana), tentukan lokasi yang sesuai dengan skenario. Siapkan kru, lampu, kamera, setting, property, kostum, make up team, dll.

6. Tentukan Budget

               Setelah menentukan semua alat teknis dan pemain yang kita inginkan, maka kita harus membuat anggaran agar tidak melebihi budget yang sudah kamu tentukan. seandainya anggaran melebihi budget mungkin kamu bisa menyiasati dengan “sewa” entah itu sewa kostum, properti atau alat sehingga biaya tidak terlampau membengkak.

7. Syuting dan Editing

               Setelah ke enam komponen persiapan siap dan izin untuk pembuatan film sudah turun, maka kamu sudah bisa memulai proses syuting sesuai dengan skenario yang ada. Apabila proses syuting sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah mengedit film berdasarkan urutan scene dalam skenario.

8. Review dan Revisi

               Setelah melalui tahap editing bukan berarti film sudah jadi. Alangkah baiknya jika kamu meriviewhasil film yang sudah ada kemudian melakukan revisi apabila ada scene yang jelak dan tidak sesuai dengan skenario. Scene tersebut bisa kamu buang atau kamu ganti dengan yang baru.

9. Buat Promosi

               Setelah semua proses pembuatan selesai, saatnya kamu mempromosikan film yang kamu buat dengan berbagai media. Bis amelalui web, blog, twitter, facebook, poster, trailer, dan media lain.

10. Masukkan dalam DVD

               Setelah seluruh proses persiapan, pembuatan, dan revisi selesai. Kamu bisa memasukkan film tersebut dalam keping DVD untuk digandakan. Entah itu untuk keperluan pribadi atau promosi.

Setelah memahami kesepuluh proses dasar pembuatan film ini, saatnya kamu menciptakan filmmu sendiri. Mulailah untuk latihan menulis skenario terlebih dahulu dengan membaca contoh format skenario. Mau belajar jadi filmmaker? Tertarik dengan dunia film? IDS | International Design School menyediakan Sekolah Film dan Kursus Film, lho! Kamu bisa wujudkan impian kamu menjadi FilmMaker

2.4 Jelaskan cara distribusi siaran untuk televisi analog dan televisi digital



 Pada TV Analog, untuk mendapatkan siaran televisi digunakan alat penangkap sinyal yang disebut antena. Pada siaran televisi analog, semakin jauh letak antena dari stasiun pemancar televisi, sinyal yang diterima akan melemah dan mengakibatkan gambar yang diterima oleh pesawat televisi menjadi buruk dan berbayang.

               Sedangkan pada TV Digital, proses penerimaan sinyal gambar, suara, dan data yaitu menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi. Modulasi itu sendiri adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.

               Kalau pada sistem TV analog yang sekarang ini kita nikmati sebuah kanal RF hanya ditempati oleh satu sinyal program siaran TV, maka pada sistem digital setiap kanal RF dapat digunakan bersama secara multipleks oleh beberapa program siaran. Di samping itu, teknik modulasi digital disertai pengolahan sinyal yang canggih memungkinkan sistem TV digital lebih tahan terhadap gangguan derau, distorsi oleh kanal, maupun efek interferensi. Akibatnya kualitas gambar yang dihasilkan juga lebih baik dibandingkan sistem analog. Contoh penerimaan gambar di dalam gedung: siaran analog mengalami efek gambar ganda atau ghost sedangkan siaran digital memberikan gambar sempurna Di samping itu, teknologi digital memungkinkan jaringan pemancar TV yang bekerja pada frekuensi yang sama (single frequency network, SFN) untuk meningkatkan cakupan dan kualitas sinyal.Dari dua hal di atas, kapasitas dan kualitas, tampak bahwa sistem TV digital punya daya tarik yang tinggi, baik bagi masyarakat sebagai konsumen maupun bagi industri dan pemerintah. Misalkan saja setiap kanal RF memultipleks 5 program siaran, berarti teknologi ini menjanjikan lapangan kerja minimal 5 kali lebih besar di bidang industri kreatif. Demikian pula penerimaan gambar yang lebih baik dibanding analog, dalam kondisi nonLOS dan bergerak, tentu menarik bagi penikmat TV dengan mobilitas tinggi. Di Indonesia, migrasi dari analog ke digital menuntut tersedianya perangkat decoder atau settop box yang murah, sedemikian hingga seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati siaran TV digital tanpa perlu membeli pesawat TV baru.

2.3 Jelaskan cara memproduksi siaran televisi analog dan televisi digital





Dari gambar di atas, nampak perbedaan yang sangat mendasar antara siaran tv digital (B) dan siaran tv analog (A). Siaran tv analog, konten siarannya analog dipancarkan melalui pemancar analog menjadi sinyal tv analog pada frekuensi radio uhf/vhf dan diterima oleh pesawat tv analog melalu antena uhf/vhf.

               Sedangkan siaran tv digital, konten siarannya digital, atau kalau masih analog di-encoding ke digital, dipancarkan tetap pada frekuensi radio uhf/vhf oleh pemancar digital menjadi sinyal tv digital, diterima antena biasa uhf/vhf yang dilengkapi penerima digital (set top box-STB) yang berfungsi mengkonversi sinyal tv digital menjadi sinyal yang bisa diterima tv analog.
Pada pesawat tv digital tidak lagi memerlukan set top box (penerima digital) karena sudah terintegrasi di dalamnya. Sistem penyiaran tv digital di Indonesia menggunakan standar penyiaran DVB-T2 (Digital Video Broadcasting-Terrestrial Second generation). Ini berarti untuk dapat menerima siaran tv digital, pesawat tv harus dilengkapi alat penerima sinyal tv digital DVB-T2 (Set Top Box – DVB-T2).

               Perangkat TV Analog menggunakan tabung katoda sebagai display, sementara TV Digital menggunakan panel layar datar seperti LCD, plasma, atau LED. Akibatnya, TV Analog cenderung lebih besar dan tebal dibandingkan dengan TV Digital. TV Analog juga mengonsumsi daya yang lebih banyak dibandingkan dengan TV Digital.

               Resolusi perangkat TV Digital bisa diatur di angka 480p (SD = Standar Definition) atau bahkan di 780p atau 1080i / p yang dikenal sebagai HD atau high definition. HD memungkinkan untuk meningkatkan ukuran TV tanpa mengorbankan kualitas gambar pada layar. TV Analog menggunakan resolusi SD. Meskipun telah ada upaya untuk mengimplementasikan HDTV untuk TV Analog, akan tetapi persyaratan dalam hal bandwidth yang terlalu besar sehingga tidak mungkin diterapkan.

               Dalam produksinya, TV Analog biasanya terbatas pada ukuran di bawah 30 inci karena membuat ukuran layar lebih besar menimbulkan tantangan yang lebih besar tanpa keuntungan nyata dalam kualitas gambar. Sementara TV Digital telah berkembang hingga dapat memiliki layar dengan ukuran lebih dari 50 inci.


2.2 Sebutkan dan jelaskan perbedaan antara televisi analog dan televisi digital

1. Kualitas gambar dan suara

                Siaran televisi digital terestrial menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih tajam ketimbang analog. Hal ini dimungkinkan oleh penggunaan sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang mampu mengatasi efek lintas jamak (multipath). Pada sistem analog, efek lintasan jamak menimbulkan echo atau gaung yang berakibat munculnya gambar ganda (seakan ada bayangan).

                Penyiaran televisi digital menawarkan kualitas gambar yang sama dengan kualitas DVD, bahkan stasiun-stasiun televisi dapat memancarkan programnya dalam format 16:9 (layar lebar) dengan standar Standard Definition (SD) maupun High Definition (HD). Kualitas suara pun mampu mencapai kualitas CD Stereo, bahkan stasiun televisi dapat memancarkan suara dengan Surround Sound (Dolby DigitalTM).

2. Tahan perubahan lingkungan

                Siaran televisi digital terestrial memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi karena pergerakan pesawat penerima (untuk penerimaan mobile TV), misalnya di kendaraan yang bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang atau berubah-ubah kualitasnya seperti pada TV analog saat ini.

3. Tahan terhadap efek interferensi

                Teknologi ini punya ketahanan terhadap efek interferensi, derau dan fading, serta kemudahannya untuk dilakukan proses perbaikan (recovery) terhadap sinyal yang rusak akibat proses pengiriman atau transmisi sinyal. Perbaikan akan dilakukan di bagian penerima dengan suatu kode koreksi error (error correction code) tertentu.

4. Efisiensi spektrum/kanal

                Teknologi siaran televisi digital lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum dibanding siaran televisi analog. Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk siaran televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF. Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6, artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital untuk lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.

                Dalam bahasa yang sederhana, ini berarti dalam satu frekuensi dapat digunakan untuk enam siaran yang berbeda. Ini jauh lebih efisien dibanding dengan siaran analog dimana satu frekuensi hanya untuk satu siaran saja. Dengan keunggulan ini, keterbatasan jumlah kanal dalam spektrum frekuensi siaran yang menjadi penghambat perkembangan industri pertelevisian di era analog dapat diatasi dan memungkinkan munculnya stasiun-stasiun televisi baru yang lebih banyak dengan program yang lebih bervariasi.

2.1 Sebutkan dan jelaskan tentang sejarah televisi analog dan televisi digital

Awal terciptanya televisi dimulai dari ditemukannya Gelombang Elektromagnet oleh ilmuwan Joseph Henry dan Michael Faraday pada tahun 1831, lalu ditemukannya cairan kristal oleh Freidrich Reinitzeer dan Tabung Sinar Katroda oleh Karl Ferdinand Braun. Istilah televisi pertama kali digunakan oleh tokoh Rusia Constatin Perskyl pada tahun 1900 dalam acara International Congress of Electricity. Tokoh Rusia lainnya, Vladimir Zworyki, di tahun 1929 menyempurnakan Tabung Katroda dan temuannya menciptakan CRT. Lalu, tahun 1940, tokoh bernama Peter Goldmark menemukan TV berwarna untuk pertama kalinya dengan menggunakan resolusi 343 garis. Setelah Perang Dunia II usai, masyarakat dunia mulai menikmati televisi. Pada tahun 1950, televisi mulai menjamur dan menjadi pilihan masyarakat, terutama yang masih mengeluarkan warna hitam putih, walaupun televisi berwarna pun sudah ada di waktu itu.

                Kemudian, pada sekitar tahun 1968, diperkenalkan televisi layar LCD oleh sebuah lembaga bernama RCA yang diketuai George Heilmeier. Pada tahun 1995 tokoh Amerika bernama Larry Webber juga menciptakan layar plasma, yang di tahun itu lebih kuat dibandingkan dengan televisi jenis lainnya. Memasuki tahun 2000-an semua jenis televisi ditingkatkan dan dilakukannya berbagai bentuk penyempurnaan, baik pada LCD, Plasma, maupun CRT.

Televisi Digital

                Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.

                Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
1876 – George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.

  • 1884 – Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
  • 1888 – Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
  • 1897 – Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.
  • 1900 – Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
  • 1907 – Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
  • 1927 – Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
  • 1929 – Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
  • 1940 – Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
  • 1958 – Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
  • 1964 – Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
  • 1967 – James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
  • 1968 – Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
  • 1975 – Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
  • 1979 – Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
  • 1981 – Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
  • 1987 – Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
  • 1995 – Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
  • 2000- Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Televisi Analog

                Pada televisi analog, alat yang digunakan untuk mengkodekan informasi gambar yaitu dengan memvariasikan voltase dan / atau frekuensi dari sinyal. selanjutnya seluruh sistem yang ada sebelum televisi digital dapat dimasukan ke sistem analog. Sistem ini dianggap lebih ribet atau sulit. Pada sistem analog dibutuhkan antena dan kabel yang membantu dalam proses penyiaran.  Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM.